Langsung ke konten utama

NICHOLAS KURNIAWAN, PEBISNIS MUDA SEBAGAI MOTIVATOR GENERASI MILENIAL DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN INDONESIA

Nicholas Kurniawan, seorang pengusaha sekaligus pebisnis muda asal Jakarta yang berusia 26 tahun. Pemuda yang kerap disapa Nicho ini sudah terlihat bakat berbisnisnya sejak duduk di bangku sekolah dasar, nicho kecil berjualan mulai dari makanan, minuman, hingga pakaian dan lain-lain. Nicho melakukan ini sebab keadaan ekonomi keluarga yang mengharuskan nicho bekerja keras dan lebih mandiri. Saat berusia 17 tahun, seorang teman memberikannya sepaket ikan Garra Rufa, ikan terapi. Namun karena tidak memiliki minat untuk memeliharanya, dia berinisiatif  untuk menjualnya. Dengan segera dia mulai membuka Forum Jual Beli Kaskus dan membuat akun di sana untuk menjual ikan yang dimiliknya saat itu. Dari sanalah nicho mulai menyadari adanya peluang besar dalam berbisnis ikan hias. 

Belajar dari penjualan ikan hiasnya yang laris, Nicho mulai mengambil langkah untuk berjualan ikan hias dan mendapat keuntungan sebesar tiga juta rupiah dalam kurun waktu satu bulan. Namun tidak semua usaha yang dilakukan oleh Nicho berhasil dengan baik. Saat usahanya mulai terstruktur dia harus merasakan kepahitan karena penipuan yang dilakukan oleh salah seorang partner kerjanya, uang sebanyak tiga puluh juta raib dalam semalam disusul pembatalan pengiriman sepuluh ribu ikan hias akibat kendala dalam pengiriman yang menyebabkan satu-persatu ikan hias mati karena Nicho belum memiliki peralatan yang cukup untuk menampung dan merawatnya. Berbekal pengalaman dan pembelajaran dalam dunia perkuliahan Nicho mulai bangkit. Semangatnya yang tidak pernah surut membawanya pada jalan kesuksesan di usia yang masih cukup muda. Dia pernah mengatakan jika dirinya tidak pernah gagal, hanya saja saat itu belum menemukan cara yang tepat dalam berbisnis dengan baik.

Saya, Isna Nur Hanifah, Garda FENESA 2019 dari kelompok Nicholas Kurniawan berpendapat bahwa tokoh tersebut memiliki motivasi yang tinggi untuk anak muda khususnya dalam memulai berbisnis. Kegagalan dalam berusaha sebenarnya bukanlah akhir, melainkan mengajarkan kepada kita untuk berusaha mencari jalan yang tepat untuk menjadikan bisnis kita itu berhasil, sehingga dapat meminimalisir peluang gagal dan kerugian di masa depan.

Membahas tentang dunia perekonomian tentu tidak akan ada habisnya. Indonesia sendiri termasuk negara berkembang di mana sumber daya manusia masih tergolong rendah dan tidak memiliki skill yang cukup mampu mengimbangi dengan perkembangan teknologi, dan infrastruktur negara yang masih belum memadai. Sebagai rakyat Indonesia yang memiliki kekayaan baik dalam segi agraris maupun maritim, kita harus pandai memanfaatkannya. Salah satunya dengan berwirausaha seperti tokoh Nicholas Saputra. Tidak pernah pesimis dan selalu fokus dalam usaha yanng ditekuninya adalah prisip nicho, meskipun kegagalan berulang kali telah menimpanya, nicho tak pernah putus asa dan menyerah.

Pada saat masih duduk di kelas menengah atas dia mendapatkan pengalaman baik dan berkesan hanya dari kisahnya yang menjual ikan Garra Rufa. Dari sini banyak pelajaran yang dapat diambil, di mana memulai bisnis yang baik tidak harus dengan menyandang gelar sarjana, melainkan karena niat dan kesadaran imdividu sendiri dan poin terpentingnya adalah fokus kepada apa yang sedang dijalaninya. Semua yang berawal dari hati pasti akan sampai ke hati juga, seperti kisah sukses perjuangan Nicholas Kurniawan dalam berbisnis ikan Garra Rufa.

“Bukan hanya niat yang menjadi kunci keberhasilan, namun FOKUS pada tujuan juga sangat menentukan seberapa berhasil usaha yang kita lakukan.”



Komentar

Terulang Kembali

Detik-detik Akhir PKKMB 2019

Day 4 of PKKMB FENESA 2019 Kamis, 15 Agustus 2019 Hari keempat PKKMB, hari ini adalah bangun tersiangku selama PKKMB. Namun dalam waktu sepuluh menit aku sudah siap berangkat ke kampus. Berhubung aku belum bawa roti akhirnya kuputuskan untuk mampir sebentar di kopma lalu bergegas mennuju Fakultas Ekonomi. Sesampainya di halaman FE, aku langsung menuju barisan screening dan mengantri.   Singkat cerita apel pagi dimulai lebih pagi dari sebelumnya. Dan kami langsung diarahkan menuju ruang masing-masing. Di sana kami langsung diberikan materi yang tentang Pergerakan Mahasiswa, Organisasi yang ada di Unesa, dan Tunas Hijau Indonesia. Yaah... materi yang diberikan hari ini tidaklah banyak. Satu hal yang terpenting, hari ini adalah hari terakhir PKKMB namun secara non formal, rasa haru menyelimuti seluruh panitia dan peserta PKKMB. Tak dapat dipungkiri lagi, air mata banyak yang terteteskan, namun juga rasa terharu karean telah bisa melewati masa-masa PKKMB. Meskipun artinya ...

Bentuk Toleransi di Antara Kami

Toleransi di Antara Kami Saya Isna Nur Hanifah, Mahasiswa Baru Universitas Negeri Surabaya Fakultas Ekonomi jurusan Ilmu Ekonomi prodi Ilmu Ekonomi. Saya berasal dari Nganjuk, kota yang terkenal dengan sebutan kota   angin. Saya mulai merantau ke Surabaya sejak tahun lalu untuk menuntut ilmu di salah satu cabang perguruan tinggi   yang ada di Surabaya, namun tidak menetap. Jadi saya sudah mengetahui sedikit tentang kehidupan warga surabaya. Dan tahun ini saya diterima di Unesa sebagai maba FE. Yang artinya saya harus menetap di surabaya dengan tinggal di kosan. Beruntung saya satu kamar kos dengan maba asal sidoarjo yang masih satu fakultas, dia Ayu Mas Rikha, maba FE jurusan Pendidikan Ekonomi prodi Pendidikan Ekonomi. Meskipun kami belum pernah bertemu sebelumnya, namun kami saling mencoba mamahami satu sama lain. Terkadang perbedaan bahasa menjadi hambatan kami dalam berkomunikasi, meskipun sama-sama paham bahasa jawa namun tetap ada beberapa istilah yang berbeda...

DENAH FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

DENAH FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA